A. Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok adalah
salah satu bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam bimbingan.
Kegiatan diskusi kelompok
merupakan kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan lebih dari satu individu.
Kegiatan diskusi kelompok
ini dapat menjadi alternatif dalam membantu memecahkan permasalahan seorang
individu.
Moh. Surya (1975:107) mendefinisikan diskusi kelompok merupakan suatu proses bimbingan dimana murid-murid akan mendapatkan suatu kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan masalah bersama. Dalam diskusi ini tertanam pula tanggung jawab dan harga diri.
Moh. Uzer Usman (2005:94)
menyatakan bahwa diskusi kelompok merupakan
suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi
tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan
kesimpulan atau pemecahan masalah.
Menurut Subroto (2002:179),
dinyatakan bahwa diskusi kelompok adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa
orang yang tergabung dalam suatu kelompok untuk saling bertukar pendapat suatu
masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban atau kebenaran
atas suatu masalah.
Hal serupa sesuai dengan
apa yang disampaikan Romlan (Dalam Nilawati, 1997:7) dinyatakan bahwa diskusi
kelompok adalah percakapan yang sudah direncanakan antara tiga orang atau lebih
untuk memecahkan masalah dan memperjelas suatu persoalan. Jadi diskusi kelompok
adalah suatu percakapan yang dilakukan oleh tiga orang atau lebih, melalui
proses bertukar pikiran dan argumentasi kearah pemecahan masalah secara
bersama-sama. Proses diskusi kelompok ini dapat dilakukan melalui forum diskusi
diikuti oleh semua siswa di dalam kelas dapat pula dibentuk kelompok-kelompok
lebih kecil.
Yang perlu diperhatikan
ialah para siswa dapat melibatkan dirinya untuk ikut berpartisipasi secara
aktif di dalam forum diskusi kelompok, jadi metode diskusi kelompok adalah
suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana seorang guru memberi kesempatan
kepada siswa (kelompok siswa) untuk mengadakan percakapan guna mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas
masalah.
Jadi, diskusi kelompok adalah
suatu cara atau teknik bimbingan yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka, dimana setiap anggota kelompok
akan mendapatkan kesempatan untuk menyumbankan pikiran masing-masing serta
berbagi pengalaman atau informasi guna pemecahan masalah atau pengambilan
keputusan. Dalam diskusi kelompok anggota
kelompok menunjuk moderator (pimpinan/ketua diskusi), menentukan tujuan, dan
agenda yang harus ditaati.
Diskusi Kelompok
dapat dilakukan dengan beberapa bentuk. Menurut Suryosubroto (2009: 168) macam-macam
bentuk diskusi yaitu :
a.The social problema
meeting
Para siswa berbincang-bincang memecahkan
masalah sosial dikelasnya atau disekolahnya dengan harapan setiap siswa akan
merasa terpanggil untuk mempelajari dan bertingkah laku sesuai dengan
kaidah-kaidah yang berlaku.
b.The open-ended meeting
Para siswa berbincang-bincang mengenai
masalah apa saja yang berhubungan dengan kehidupan mereka sehari-hari, dengan
kehidupan mereka disekolah, atau dengan sesuatu yang terjadi di lingkungan
sekitar mereka.
c.The educational-diagnosis
meeting
Para siswa berbincang-bincang mengenai
pelajaran di kelas dengan maksud untuk saling mengoreksi pemahaman mereka atas
pelajaran yang telah diterima agar masing-masing anggota memperoleh pemahaman
yang baik/benar.
a.
Dilihat dari jumlah anggota
Jika dilihat dari jumlah anggota, diskusi
kelompok berbentuk kelompok besar dan kelompok kecil. Kelompok besar berjumlah
20 orang atau lebih. Sedangkan kelompok kecil berjumlah kurang dari 20 orang,
biasanya sekitar 2-12 orang.
b.
Dilihat dari pembentukan
Jika dilihat dari pembentukannya, diskusi
kelompok berbentuk formal dan informal. Dalam bentuk formal, proses
pembentukannya sengaja untuk dibentuk suatu diskusi kelompok. Sedangkan yang
informal, proses terbentuknya diskusi secara spontan dan tanpa direncanakan.
c.
Dilihat dari tujuan
Jika dilihat dari tujuan diskusi kelompok ada
dua macam yaitu pemecahan masalah dan terapi anggota. Pemecahan
masalah memiliki ciri utama menekankan pada hasil diskusi, sedangkan terapi
anggota menekankan pada proses diskusi.
d.
Dilihat dari waktu
diskusi
Jika dilihat dari waktu dalam diskusi,
diskusi kelompok ada dua bentuknya, maraton dan singkat/regular. Marathon
dilakukan secara terus menerus tanpa jeda waktu selama 5-12 jam, sedangkan
singkat/regular dilakukan 1-2 jam dan dilakukan secara berulang-ulang.
e.
Dilihat dari masalah
yang dibahas
Jika dilihat dari masalah yang dibahas,
diskusi kelompok ada dua macam yaitu sederhana dan kompleks/rumit. Sederhana
mempunyai ciri utama masalah yang dipecahkan relatif mudah, sedangkan
kompleks/rumit masalah yang dipecahkan cukup sulit.
f.
Dilihat dari aktifitas
kelompok
Jika dilihat dari aktifitas kelompok, diskusi
kelompok ada dua macam, yaitu terpusat pada pemimpin dan demokratis
(terbagi ke semua anggota). Diskusi yang terpusat pada pemimpin cenderung anggotanya
yang kurang aktif akan tetapi pemimpin yang lebih aktif. Sedangkan
demokrasi, anggota dan pemimpin sama-sama aktif dalam memberikan saran dan pendapat.
Pelaksanaan diskusi kelompok sedapat
mungkin harus mendapatkan pengawasan dari guru atau pembimbing, lebih-lebih
kalau kelompok itu baru dalam taraf permulaan yang anggotanya masih belum
begitu mapan.
Dalam taraf permulaan, perlu ada
bimbingan seharusnya kelompok itu berdiskusi untuk memecahkan suatu
masalah.Sebagai pengawas, guru atau pembimbing dapat segera membantu anak-anak
apabila mereka memerlukannya. Lambat laun sacara berangsur-angsur, pengawasan
tersebut dapat ditinggalkan apabila anak-anak telah mampu diberi kepercayaan,
terutama di dalam menjaga kelancaran diskusi itu.
Dalam diskusi kelompok, diperlukan
adanya seorang anak yang memimpin diskusi itu. Diskusi tidak harus dipimpin
oleh ketua kelompok, tetapi justru oleh anak yang dipandang mempunyai
pengetahuan lebih di dalam bidang yang sedang didiskusikan atau dibicarakan
itu. Ini yang disebut sebagai “pusat kelompok”.
Apabila kelompok tidak dapat memecahkan
suatu soal, ada baiknya kelompok ini menanyakan kepada kelompok lain terlebih
dahulu dengan perantaraan pusat kelompok, sebelum menanyakan kepada guru atau
pembimbing. Dengan demikian, ada suatu hirarki tertentu. Dalam demikian, akan
tampak persaingan yang sehat antara kelompok yang satu dengan yang lainnya.
Akan tidak menyenangkan bagi suatu kelompok apabila harus meminta bantuan
kepada kelompok lain, namun juga tidak pada tempatnya apabila ada suatu soal
yang tidak dapat dipecahkan, kemudian didiamkan begitu saja.Didalam diskusi
,setiap anggota harus turut serta berbicara secara aktif sehingga ada suatu
pertanggungjawaban sebagai suatu kelompok yang hidup.
Keuntungan Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok merupakan salah satu
pengalaman belajar yang diterapkan di semua bidang studi dalam batasan-batasan
tertentu, pengalaman diskusi kelompok memberikan keuntungan bagi para siswa
sebagai berikut:
1) siswa dapat berbagi berbagai
informasi dalam menjalani gagasan baru atau memecahkan masalah,
2) dapat meningkatkan pemahaman atas
masalah-masalah penting,
3) dapat mengembangkan kemampuan untuk berfikir
dan berkomunikasi,
4) dapat meningkatkan ketertiban dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan dan
5) dapat membina semangat kerjasama dan
bertanggung jawab.
Kelemaha Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok memiliki
kelemahan-kelemahan yang dapat menimbulkan kegagalan dalam arti tidak tercapai
tujuan yang diinginkan. Wardani (Dalam Puger, 1997:9) dinyatakan bahwa
kelemahan-kelemahan dalam diskusi kelompok antara lain:
1) diskusi kelompok memerlukan waktu
yang lebih banyak daripada cara belajar yang biasa,
2) dapat memboroskan waktu terutama
bila terjadi hal-hal yang negatif seperti pengarahan yang kurang tepat,
3) anggota yang kurang agresif
(pendiam, pemalu) sering tidak mendapatkan kesempatan untuk mengemukakan
pendapat atau ide-idenya sehingga terjadi frustasi atau penarikan diri, dan
4) adakala hanya didominasi oleh orang-orang tertentu saja.
B. Ketua Kelompok
Suatu kelompok diskusi harus ada yang
memimpin. Pemimpin dalam kelompok itulah yang disebut “ketua kelompok”. Siapakah yang
dapat/pantas menjadi ketua kelompok? Hal ini tergantung
pada beberapa faktor, antara lain:
a.
interaksi
sosial, dimana ketua kelompok bisa menghidupkan suasana kelompok, mempengaruhi
anggota kelompok lain untuk ikut berpartisipasi
b.
inteligensi,
yaitu keahlian untuk memecahkan masalah dan kemampuan untuk
beradaptasi
c. sifat
kepemimpinan, yang menjadi modal utama untuk menjadi seorang pemimpin/ketua
dan
lain-lain.
Sangatlah bijaksana jika masing-masing
anggota kelompok diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin sehingga pemimpin
kelompok tersebut terus berganti secara bergilir. Dengan kepemimpinan yang
bergilir itulah, masing-masing anak dilatih untuk menjadi pemimpin dari suatu
kelompok. Dengan demikian, kelompok belajar tersebut sekaligus menjadi tempat
untuk melatih sifat kepempinan anak.
Seperti halnya dalam struktur
kemasyarakatan pada umumnya seorang pemimpin mempunyai tugas-tugas tertentu,
ketua atau pemimpin dalam kelompok belajar ini juga mempunyai tugas tugas yang
tertentu pula, antara lain:
- Sebagai plan maker atau
pembuat rencana.
- Sebagai coordinator, yaitu
mengkoordinasikan anggota kelompoknya.
- Sebagai
penghubung antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, sekaligus
sebagai penghubung dengan guru atau pembimbing.
- Memupuk
semangat kelompok untuk selalu menghidupkan sifat kegotong-royongan.
- Dalam
taraf awal, pemimpin kelompok bertugas untuk menyediakan tugas-tugas yang
harus dipecahkan atau dipelajari.
1.
Menerima
suasana yang ada secara sabar dan terbuka, jika terdapat perbedaan pendapat
yang menimbulkan perselisihan hendaknya ketua kelompok memberi pengertian
kepada anggotanya dan tetap sabar, tidak malah terbawa emosi.
2.
Tidak
mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau mengambil alih kekuasaannya
tanpa mempedulikan pendapat dari anggotanya.
3.
Memberika dorongan dan
motivasi.
Untuk taraf permulaan, kelompok perlu
mendapatkan bimbingan secara langsung dari guru atau pembimbing. Setelah
anak mempunyai kesadaran akan pentingnya kelompok belajar, sebaiknya guru atau
pembimbing selangkah demi selangkah mulai mengurangi pengawasannya agar anak
semakin aktif dan kreatif. Di sinilah, akan diterapkan prinsip Tut Wuri
Handayani. Jadi sebuah kelompok memerlukan seorang pembimbing yang memberikan
dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan moral ini sangat
dibutuhkan untuk menumbuhkan motivasi dan semangat.
C. Pemeliharaan Kelompok
Kelompok yang sudah terbentuk tentu saja harus dipelihara. Hal inilah yang
sering kurang mendapatkan perhatian. Banyak orang mengira bahwa bila kelompok
telah terbentuk maka akan berlangsung dengan sendirinya dan akan hidup dengan
sebaik-baiknya. Pandangan yang demikian merupakan pandangan yang salah. Agar
suatu kelompok dapat hidup dan berlangsung dengan baik, kelompok itu perlu
dipelihara dengan sabaik-baiknya.
Dalam upaya pemeliharaan kelompok,
harus dijaga jangan sampai terjadi hal-hal sabagai berikut:
- Desintegrasi Kelompok
Apabila
dalam suatu kelompok telah ada tanda tanda bahwa para anggotanya sudah tidak
memiliki tujuan yang bulat, tidak mempunyai anggota tim kerja yang baik, muncul
kontradisi-kontradisi, dan tidak saling mempercayai satu sama lain maka ini
merupakan suatu tanda adanya desintegrasi dalam kelompok itu. Keadaan ini dapat
meningkat kearah terjadinya kelumpuhan kelompok.
- Kelumpuhan Kelompok
Kelumpuhan
kelompok terjadi jika kelompok sudah tidak dapat berbuat suatu dan tidak dapat
memberikan hasil, apabila hasil yang baik. Jadi, kelompok sudah lumpuh dan
tidak dapat lagi berlangsung. Untuk mencegah jangan sampai timbul gejala-gejala
semacam ini, kelompok perlu dipelihara sebaik-baiknya, baik dengan cara
preventif maupun korektif sekalipun suatu kelompok itu telah berlangsung baik,
ini tidak berarti bahwa kelompok itu telah terlepas dari pemeliharaan. Kelompok
yang telah berjalan baik harus diusahakan agar menjadi lebih baik, atau paling tidak agar kebaikan itu
dapat dipertahankan, jangan sampai mengalami kemunduran.
Dalam pemeliharaan
kelompok, untuk menghindari adanya disintegrasi dan kelumpuhan kelompok selain
ketua kelompok dibutuhkan pula seorang pembimbing yang dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh siswa. Setiap anggota kelompok harus menyadari
perannya masing-masing, tidak hanya numpang nama sebagai anggota saja.
Manfaatnya yaitu siswa akan
dapat menyadari tantangan yang akan dihadapi, lebih berani mengemukakan
pendapatnya saat berada dalam kelompok; diberikan kesempatan untuk
mendiskusikan sesuatu bersama; lebih bisa menerima suatu pandangan atau
pendapat anggota lain sehingga tidak menimbilkan perselisihan yang
berlarut-larut, melatih siswa untuk dapat mengemukakan
pendapat dan menghargai pendapat orang lain dan dapat meningkatkan kemampuan
siswa untuk dapat berkomunikasi dengan teman sebaya dan pembimbing.
http://gebriellucifer.blogspot.com/2011/04/makalah-bk-belajar-quww.html
1 komentar:
makasih kakak informasinya
kunjungi juga www.alfarizqi.com